Naproxen - Kegunaan, Dosis, dan Efek Samping

Naproxen adalah salah satu obat dari golongan Antiinflamasi Nonsteroid (AINS)/Nonsteroidal Anti Inflammatory Drugs (NSAID). Naproxen bekerja dengan cara menghambat enzim siklooksigenase/cyclooxygenase (COX) jenis COX-1 dan COX-2. Naproxen juga memiliki efek antiinflamasi karena dapat menghambat kemotaksis, mengubah aktivitas limfosit, menurunkan aktivitas sitokin proinflamasi, dan menghambat agregasi neutrofil.
Indikasi
Naproxen digunakan untuk mengatasi nyeri, rheumatoid arthritis, osteoarthritis, spondilitis ankilosa, dismenorea, dan gout akut. Pada anak-anak, Naproxen juga dapat digunakan untuk mengatasi nyeri dan juvenile idiopathic arthritis.
Dosis dan Aturan Pakai
Naproxen dapat digunakan bersamaan atau setelah makan untuk mencegah efek samping nyeri saluran cerna. Naproxen tidak direkomendasikan untuk pasien dengan nilai klirens kreatinin < 30 ml/menit.
Untuk mengatasi nyeri
Dosis dewasa dan anak-anak > 12 tahun: 500 mg melalui rute oral di awal pemberian (hari pertama). Kemudian hari kedua dilanjutkan dengan dosis 250 mg melalui rute oral 3-4 kali sehari atau 500 mg melalui rute oral 2 kali sehari bila perlu. Dosis maksimal pada awal pemberian sebesar 1250 mg/hari. Untuk dosis lanjutan, maksimal diberikan sebesar 1000 mg/hari.
Untuk mengatasi rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan spondilitis ankilosa
500 - 1000 mg/hari melalui rute oral 2 kali sehari. Dapat ditingkatkan hingga 1500 mg/hari jika dapat ditoleransi untuk waktu tertentu.
Untuk mengatasi dismenorea
Dosis awal pemberian sebesar 500 mg melalui rute oral. Kemudian dosis lanjutan sebesar 250 mg melalui oral 3-4 kali sehari. Dosis maksimal untuk awal pemberian dan dosis lanjutan berturut-turut sebesar 1250 mg/hari dan 1000 mg/hari.
Untuk mengatasi gout akut
750 mg melalui rute oral sebagai dosis awal. Kemudian dilanjutkan dengan dosis 250 mg 3 kali sehari sampai nyeri mereda.
Untuk mengatasi juvenile idiopathic arthritis
Dosis anak > 2 tahun: 10 mg/kg/hari melalui rute oral 2 kali sehari. Dosis maksimal sebesar 15 mg/kg/hari.
Interaksi Obat
Jika Naproxen digunakan bersamaan dengan obat-obatan dibawah ini, interaksi dapat terjadi dan perlu dilakukan pemantauan lebih lanjut. Sampaikan kepada dokter jika saat ini sedang menggunakan obat-obatan yang berinteraksi dengan Naproxen.
Apixaban (Apiksaban)
Naproxen dan Apixaban keduanya mengurangi efek antikoagulasi. Hindari atau gunakan pilihan obat lainnya.
Captopril (Kaptopril), Enalapril, Lisinopril, Perindopril, dan Ramipril
Kombinasi antara Naproxen dengan obat-obatan tersebut mengakibatkan antagonisme farmakodinamik. Hindari atau gunakan pilihan obat lainnya. Kombinasi penggunaan dapat mengakibatkan penurunan fungsi ginjal secara signifikan. NSAID bisa mengurangi efek antihipertensi dari ACE inhibitor. Mekanisme dari interaksi ini dikaitkan dengan kemampuan NSAID untuk mengurangi sintesis prostaglandin ginjal yang berfungsi sebagai vasodilatasi.
Ibuprofen
Ibuprofen akan meningkatkan kadar atau efek dari Naproxen melalui kompetisi obat asam (anionik) di tubulus ginjal. Hindari atau gunakan pilihan obat lainnya. Kombinasi penggunaan dapat menghasilkan duplikasi terapi. Kombinasi antara Naproxen dan Ibuprofen dapat meningkatkan efek antikoagulasi dan nilai kalium dalam darah.
Ketorolac (Ketorolak)
Naproxen dan Ketorolac saling meningkatkan toksisitas satu sama lain akibat dari sinergisme farmakodinamik. Kontraindikasi kombinasi penggunaan.
Methotrexate (Metotreksat)
Naproxen meningkatkan kadar Methotrexate melalui penurunan klirens ginjal. Hindari atau gunakan pilihan obat lainnya. Kombinasi penggunaan antara NSAID dengan Methotrexate dapat meningkatkan dan memperpanjang kadar Methotrexate dalam darah. Kondisi ini dapat memicu gangguan peredaran darah, toksisitas pada saluran cerna, hingga kematian. NSAID dapat mengurangi sekresi tubular dari Methotrexate dan meningkatkan toksisitas.
Pemetrexed (Pemetreksed)
Naproxen dapat meningkatkan kadar Pemetrexed melalui mekanisme interaksi yang tidak spesifik. Hindari penggunaan atau gunakan pilihan obat lainnya. Jika kombinasi penggunaan dibutuhkan, pantau secara seksama pasien terhadap kondisi toksisitas, khususnya myelosupresi, toksisitas ginjal, dan toksisitas saluran cerna.
Tacrolimus (Takrolimus)
Naproxen dan Tacrolimus saling meningkatkan toksisitas antara satu dengan yang lainnya. Hindari kombinasi atau gunakan pilihan obat lainnya. Kombinasi penggunaan dapat meningkatkan risiko nefrotoksisitas.
Efek Samping
Efek samping yang dapat terjadi setelah penggunaan Naproxen adalah gangguan saluran cerna, tukak lambung, konstipasi, pusing, rasa kantuk, sakit kepala, mual, edema, diare, dan sesak nafas. Namun, efek samping tidak selalu terjadi pada semua orang. Jika dirasa efek samping timbul setelah menggunakan Naproxen, segera konsultasikan pada tenaga kesehatan.
Kontraindikasi
Naproxen tidak dapat diberikan pada pasien yang telah diketahui alergi terhadap Aspirin (asam asetilsalisilat), pasien yang mengalami nyeri selama operasi Coronary Artery Bypass Graft (CABG), memiliki riwayat gangguan perdarahan, gangguan liver, tukak lambung, gangguan ginjal, dan ibu hamil.
Perhatian
Gunakan secara hati-hati pada pada pasien dengan riwayat gagal jantung kongestif, hipertensi, gangguan ginjal/hati, atau asma karena sensitif dengan aspirin. Konsumsi Naproxen jangka panjang dapat meningkatkan risiko efek samping pada pembuluh darah dan jantung. Agregasi platelet bisa menurun dan waktu perdarahan bisa lebih panjang. Naproxen dapat memicu reaksi syok anafilaksis.
Ibu Hamil dan Menyusui
Kategori obat untuk ibu hamil: Konsultasikan pada tenaga kesehatan sebelum konsumsi Naproxen. Terutama setelah kehamilan 20 minggu atau lebih, Naproxen meningkatkan risiko pada janin dan proses melahirkan.
Kategori obat untuk ibu menyusui: Berdasarkan data klinis, Naproxen dapat dikeluarkan melalui ASI. Perlu pertimbangan antara manfaat serta risiko yang didapatkan oleh ibu dan bayi sebelum mengonsumsi Naproxen.
Penyimpanan
Simpan pada suhu ruang. Jauhkan dari sinar matahari langsung. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Ketersediaan Naproxen di Indonesia
Bentuk sediaan: Kaplet
Rute penggunaan: Oral
Golongan obat: Obat keras
Contoh nama obat:
- Xenifar Kaplet 500 mg (Obat Generik Bermerek)
- Alif Kaplet 500 mg (Obat Generik Bermerek)
Keterangan:
Contoh nama obat generik bermerek dipilih secara acak, hanya ditujukan untuk mempermudah pemberian contoh obat, serta tidak disponsori oleh pihak manapun. Untuk informasi nama produk lainnya, dapat dilihat di www.cekbpom.pom.go.id.
Referensi:
- Medscape. 2022. Naproxen (Rx, OTC). Diakses melalui https://reference.medscape.com/drug/aleve-anaprox-naproxen-343296#0 pada tanggal 25 Maret 2022 pukul 15.30 WIB.
- Pusat Informasi Obat Nasional Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2022. Naproksen. Diakses melalui https://pionas.pom.go.id/monografi/naproksen pada tanggal 25 Maret 2022 pukul 15.31 WIB.
Tidak ada komentar: