Ibuprofen - Kegunaan, Dosis, dan Efek Samping
Ibuprofen adalah salah satu obat golongan Nonsteroidal Anti-inflammatory Drugs (NSAID)/Antiinflamasi Nonsteroid (AINS). Ibuprofen bekerja dengan cara menghambat sintesis prostaglandin pada jaringan tubuh melalui penghambatan kerja 2 enzim siklooksigenase/cyclo-oxygenase (COX), yaitu COX-1 dan COX-2.
Indikasi
Pada orang dewasa, Ibuprofen digunakan sebagai obat untuk mengatasi nyeri/demam/dismenore, kondisi inflamasi, dan rheumatoid arthritis (RA). Pada anak-anak, Ibuprofen juga dapat digunakan untuk mengatasi demam, nyeri, juvenile idiopathic arthritis (JIA), dan patent ductus arteriosus (PDA).
Dosis dan Aturan Pakai
Nyeri/Demam/Dismenore
Pada orang dewasa, dosis Ibuprofen sebesar 200-400 mg melalui oral 4-6 kali sehari. Dosis tidak lebih dari 1200 mg kecuali dengan anjuran dokter.
Ibuprofen yang diberikan melalui intravena untuk mengatasi nyeri, dapat diberikan dalam dosis 400-800 mg 4 kali sehari, bila perlu. Sedangkan untuk mengatasi demam, Ibuprofen intravena dapat diberikan dengan dosis 400 mg 4-6 kali sehari atau 100-200 mg 6 kali sehari, bila perlu. Dosis maksimal Ibuprofen intravena sebesar 3200 mg/hari.
Untuk mengatasi demam pada anak usia < 6 bulan, keamanan dan efektivitas Ibuprofen belum tersedia. Sedangkan pada anak usia > 6 bulan, Ibuprofen dapat diberikan dengan dosis 5-10 mg/kgBB tiap kali pemberian melalui oral 3-4 kali sehari. Dosis maksimal tidak melebihi 400 mg tiap kali pemberian atau 40 mg/kgBB/hari.
Untuk mengatasi nyeri pada anak-anak, dosis Ibuprofen yang dapat diberikan sebesar 4-10 mg/kgBB tiap kali pemberian. Dosis maksimal tidak lebih dari 40 mg/kgBB/hari.
Untuk mengatasi nyeri dan/atau demam pada anak-anak, dapat digunakan Ibuprofen intravena. Untuk anak usia < 6 bulan, keamanan dan efektivitas Ibuprofen tidak tersedia. Untuk anak usia 6 bulan sampai kurang dari 12 tahun, dosis yang diberikan sebesar 10 mg/kgBB 4-6 kali sehari, bila perlu. Dosis maksimal sebesar 400 mg tiap pemberian. Dosis maksimal harian sebesar 40 mg/kgBB atau 2400 mg. Untuk anak usia 12-17 tahun, dosis sebesar 400 mg 4-6 kali sehari bila perlu dengan dosis maksimal 2400 mg.
Kondisi Inflamasi
Pada orang dewasa, dosis Ibuprofen untuk mengatasi kondisi inflamasi sebesar 400-800 mg melalui oral 3-4 kali sehari. Dosis tidak lebih dari 3200 mg/hari.
Osteoarthritis dan RA
Pada orang dewasa, dosis Ibuprofen yang dapat digunakan sebesar 300 mg, 400 mg, 600 mg, atau 800 mg melalui oral 3-4 kali sehari. Dosis tidak lebih dari 3200 mg/hari. Perlu dilakukan pemantauan pada risiko saluran cerna.
Juvenile idiopathic arthritis (JIA)
Ibuprofen dapat diberikan untuk mengatasi JIA pada anak dengan dosis sebesar 30-50 mg/kgBB/hari melalui oral, dibagi tiap 3 kali sehari. Dosis maksimal sebesar 2,4 gram/hari.
Patent ductus arteriosus (PDA)
Dosis awal sebesar 100 mg/kgBB melalui intravena kemudian tambahan 2 dosis sebesar 5 mg/kgBB tiap dosis, pada jam ke-24 dan ke-48. Jika terjadi disfungsi ginjal, tunda dosis kedua atau ketiga sampai fungsi ginjal kembali normal.
Interaksi Obat
Jika Ibuprofen digunakan bersamaan dengan obat-obatan dibawah ini, interaksi dapat terjadi dan dilakukan pemantauan lebih lanjut. Sampaikan kepada dokter jika saat ini sedang menggunakan obat-obatan yang berinteraksi dengan Ibuprofen.
Apixaban (Apiksaban)
Ibuprofen dan Apixaban keduanya saling meningkatkan efek antikoagulasi. Hindari atau gunakan pilihan obat lainnya.
Asam asetilsalisilat/asetosal/aspirin
Ibuprofen menurunkan efek antiplatelet dari aspirin dosis rendah melalui blokade sisi aktif dari enzim siklooksigenase yang juga memiliki peran pada proses platelet. Gunakan Ibuprofen 8 jam sebelum aspirin atau minimal 2-4 jam setelah aspirin. Efek NSAID lain pada aspirin tidak tersedia. Ibuprofen meningkatkan toksisitas aspirin melalui efek antikoagulasi. Hindari atau gunakan pilihan obat lainnya. Peningkatan risiko perdarahan dapat terjadi.
Captopril (Kaptopril), Enalapril, Lisinopril, Perindopril, dan Ramipril
Kombinasi Ibuprofen dengan obat-obatan tersebut antagonis secara farmakodinamik. Hindari atau gunakan pilihan obat lainnya. Kombinasi penggunaan dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal secara signifikan. NSAID dapat mengurangi efek antihipertensi dari ACE inhibitor. Mekanisme interaksi ini terkait dengan efek NSAID yang mengurangi sintesis prostaglandin pada ginjal yang berfungsi sebagai vasodilatasi.
Ketorolac (Ketorolak)
Ibuprofen dan Ketorolac meningkatkan toksisitas satu sama lain melalui sinergisme farmakodinamik. Kontraindikasi bila diberikan bersamaan.
Methotrexate (Metotreksat)
Ibuprofen meningkatkan kadar Methotrexate melalui penurunan klirens ginjal. Hindari atau gunakan pilihan obat lainnya. Kombinasi penggunaan NSAID dengan Methotrexate dosis tinggi telah dilaporkan dapat meningkatkan dan memperpanjang kadar Methotrexate dalam darah. Hal ini dapat mengakibatkan kematian akibat toksisitas hematologi dan toksisitas saluran cerna. NSAID dapat mengurangi sekresi tubular ginjal dan meningkatkan toksisitas Methotrexate.
Naproxen (Naproksen)
Ibuprofen akan meningkatkan kadar atau efek Naproxen melalui kompetisi obat asam (anionik) dalam proses klirens tubular ginjal. Ibuprofen dan Naproxen keduanya meningkatkan antikoagulasi. Ibuprofen dan Naproxen keduanya meningkatkan kalium darah. Hindari atau gunakan pilihan obat lainnya.
Pemetrexed (Pemetreksed)
Ibuprofen meningkatkan kadar Pemetrexed melalui mekanisme interaksi yang tidak spesifik. Hindari atau gunakan pilihan obat lainnya. Khususnya pada pasien dengan insufisiensi ginjal ringan sedang. Berikan NSAID 2-5 hari sebelum dan 2 hari setelah pemberian Pemetrexed.
Tacrolimus (Takrolimus)
Ibuprofen dan Tacrolimus meningkatkan toksisitas satu sama lain melalui mekanisme yang tidak spesifik. Hindari atau gunakan pilihan obat lainnya. Kombinasi penggunaan dapat meningkatkan risiko nefrotoksisitas.
Efek Samping
Ibuprofen dapat menimbulkan efek samping seperti pusing (3-9%), nyeri saluran cerna (3-9%), maag (3-9%), konstipasi (1-3%), mual (3-9%), ruam (3-9%), tinitus (3-9%), edema (1-3%), retensi cairan (1-3%), sakit kepala (1-3%), dan muntah (1-3%).
Efek samping lain yang mungkin timbul (<1%) adalah gagal ginjal akut, agranulositosis, anemia aplastik, eritema multiforme, ruam makula eritematosa, dermatitis eksfoliatif, anemia hemolitik, neutropenia, trombositopenia, serta nekrolisis epidermal toksik (sindrom Lyell) dan reaksi fotosensitivitas.
Efek samping tidak selalu terjadi pada semua orang yang mengonsumsi Ibuprofen. Namun, jika dirasa efek samping timbul setelah mengonsumsi Ibuprofen, segera konsultasikan pada tenaga kesehatan.
Kontraindikasi
Ibuprofen tidak dapat diberikan pada pasien yang hipersensitivitas (alergi) dengan Ibuprofen, NSAID, dan aspirin. Selain itu, Ibuprofen kontraindikasi pada pasien nyeri perioperatif dalam kondisi operasi cangkok bypass arteri koroner/coronary artery bypass graft (CABG).
Perhatian
Gunakan Ibuprofen secara hati-hati pada pasien asma, penyakit jantung, gagal jantung kongestif/congestive heart failure (CHF), gangguan hati atau ginjal, hipertensi, gangguan perdarahan, sirosis liver, gangguan ginjal, gangguan tiroid, diabetes, glaukoma, kesusahan buang air kecil karena pembesaran kelenjar prostat, stroke, tukak duodenum/lambung/peptik, stomatitis, lupus eritematosus sistemik/systemic lupus erythematosus (SLE), kolitis ulseratif, penyakit saluran cerna atas, dan kehamilan lanjut.
Penggunaan NSAID jangka panjang dapat menyebabkan nekrosis papiler ginjal dan kerusakan ginjal lainnya.
Pandangan kabur, skotoma, dan perubahan penglihatan pada warna dilaporkan setelah penggunaan Ibuprofen. Hentikan penggunaan jika gejala muncul.
Agregasi dan adhesi platelet dapat menurun ketika mengonsumsi Ibuprofen. Pantau pasien dengan kondisi permasalahan koagulasi yang mendapatkan terapi Ibuprofen.
Risiko hiperkalemia dapat meningkat pada pasien dengan diabetes, lansia, penyakit ginjal, atau penggunaan kombinasi dengan obat yang menyebabkan hiperkalemia termasuk obat golongan ACE inhibitor. Pantau nilai kadar kalium secara seksama.
Dapat menyebabkan kantuk dan pusing. Dapat memengaruhi kemampuan fisik atau mental dalam mengoperasikan mesin atau mengemudi.
NSAID, kecuali aspirin, meningkatkan risiko serangan jantung, gagal jantung, dan stroke. Risiko meningkat pada penggunaan jangka panjang.
Tidak untuk digunakan sebelum atau sesudah operasi jantung.
Ibu Hamil dan Menyusui
Tidak ada studi adekuat dan terkontrol terkait penggunaan Ibuprofen pada ibu hamil.
Kategori obat untuk ibu menyusui:
Tidak ada studi penggunaan Ibuprofen pada ibu menyusui. Namun, beberapa literatur menyebutkan bahwa Ibuprofen yang digunakan melalui oral ditemukan pada ASI.
Penyimpanan
Simpan Ibuprofen di suhu ruang, jauh dari sinar matahari, dan jauh dari jangkauan anak-anak.
Ketersediaan Ibuprofen di Indonesia
Bentuk sediaan: Tablet/Tablet salut selaput, kapsul, kaplet/kaplet salut selaput, granul, cairan injeksi, tetes (drops), suspensi, gel, dan suppositoria.
Rute penggunaan: oral (tablet, kapsul, kaplet, granul, drops, dan suspensi); intravena (cairan injeksi); topikal (gel); dan rektal (suppositoria).
Golongan obat: Ibuprofen dengan kekuatan dosis < 200 mg, masuk ke dalam golongan obat bebas terbatas. Sedangkan Ibuprofen dengan kekuatan dosis > 200 mg, masuk ke dalam golongan obat keras.
Contoh nama obat:
- Ibuprofen Tablet/Tablet Salut Selaput 200 mg dan 400 mg (Generik)
- Neo Rheumacyl Tablet (Kombinasi Paracetamol 500 mg dan Ibuprofen 200 mg) (Generik Bermerek)
- Oskadon Extra Tablet (Kombinasi Ibuprofen 200 mg, Caffeine 50 mg, dan Paracetamol 350 mg) (Generik Bermerek)
- Provinas Kapsul 200 mg (Generik Bermerek)
- Ibuprofen Kapsul 400 mg (Generik)
- Proris Kaplet Salut Selaput 200 mg (Generik Bermerek)
- Ibuprofen Kaplet/Kaplet Salut Selaput 400 mg (Generik)
- Neo Rheumacyl Neuro Kaplet Salut Selaput (Kombinasi Ibuprofen 200 mg, Thiamine Mononitrate 50 mg, Pyridoxine Hydrochloride 100 mg, dan Cyanocobalamin 0,1 mg) (Generik Bermerek)
- Spedifen Granul 600 mg (Generik Bermerek)
- Ibuprofen Cairan Injeksi 400 mg/4 ml dan 800 mg/8 ml (Generik)
- Mofen Drops 40 mg/ml (Generik Bermerek)
- Ibuprofen Suspensi 100 mg/5 ml dan 200 mg/5 ml (Generik)
- Neo Rheumacyl Anti Inflammation IBP Gel 50 mg/30 gram (Generik Bermerek)
- Proris Suppositoria 125 mg/5 g (Generik Bermerek)
Keterangan:
Contoh nama obat generik bermerek dipilih secara acak, hanya ditujukan untuk mempermudah pemberian contoh obat, serta tidak disponsori oleh pihak manapun. Untuk informasi nama produk lainnya, dapat melihat di www.cekbpom.pom.go.id.
Referensi:
- Medscape. 2021. Ibuprofen (Rx, OTC). Diakses melalui https://reference.medscape.com/drug/advil-motrin-ibuprofen-343289 pada tanggal 07 November 2021 pukul 09.52 WIB.
- Pusat Informasi Obat Nasional Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2021. Ibuprofen. Diakses melalui http://pionas.pom.go.id/monografi/ibuprofen pada tanggal 07 November 2021 pukul 09.53 WIB.
Tidak ada komentar: