Apoteker Selalu Terpercaya untuk Kesehatan Anda



Menurut KBBI, percaya adalah mengakui atau yakin bahwa sesuatu memang benar atau nyata. Saat kita memberikan kepercayaan ke orang lain, sama seperti “memberikan energi kita” ke orang tersebut dan berharap bisa mendapatkan hal positif dari mereka. Saat orang lain memberikan kepercayaannya ke kita, ada tanggung jawab yang harus kita jaga. Oleh karena itu, terlihat jelas kalau rasa percaya adalah bagian utama dan dasar dari hubungan sosial antar manusia.

Rasa percaya penting untuk muncul dalam pelayanan kesehatan. Ada hubungan yang signifikan antara rasa percaya pada tenaga kesehatan dengan perbaikan kualitas hidup pasien. Saya punya cerita pribadi dari keluarga saya yang berobat ke dokter untuk mengatasi gastritisnya. Beliau pergi ke dokter A yang dekat dengan rumah karena rasa sakitnya sudah sangat parah. Setibanya di tempat praktik dokter A, beliau melihat kalau dokter tersebut masih muda dan timbul rasa kurang yakin dengan dokter tersebut “Wah, dokternya masih muda. Apa benar bisa mendiagnosa dengan tepat? Apa obat yang nanti diresepkan sesuai keluhan?” Setelah diperiksa oleh dokter A, beliau diberi obat Ranitidine.

Sudah berhari-hari beliau mengonsumsi obat Ranitidine, tapi gastritisnya tak kunjung sembuh. Rasa tidak yakin dengan dokter A pun semakin kuat. Akhirnya, beliau memutuskan untuk pergi ke dokter B yang direkomendasikan teman-temannya meskipun lokasi praktiknya sangat jauh dari rumah. “Nah, kalau ditangani dokter B pasti bisa sembuh”. Selesai diperiksa, beliau menebus obat dan ternyata mendapat obat yang sama seperti yang diresepkan oleh dokter A, Ranitidine. “Loh, kok obatnya sama?” Lalu setelah ia minum satu kali dosis Ranitidine yang diresepkan dokter B, rasa nyeri di perut akibat gastritisnya tidak terasa lagi.

Obat yang sama, yang memiliki aksi kerja yang sama, tapi bisa berbeda hasilnya. Hanya karena rasa tidak yakin kepada dokter A dan lebih percaya kepada dokter B. Efeknya cukup signifikan, bukan?

Lalu, bagaimana dengan apoteker? Seberapa besar peran apoteker di bidang kesehatan? Mengapa kita harus percaya dengan apoteker?

Ada 3 hal yang diperlukan untuk membangun rasa percaya dan apoteker punya ketiga hal itu.

Pertama: Hubungan yang positif.

Kami, apoteker, terus berusaha mengambil tindakan yang berorientasi pada pasien (patient-oriented) untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Terutama saat pandemi COVID-19 ini, apoteker berusaha untuk membangun hubungan yang positif dengan sesama.

Kedua: Kompetensi/keahlian.

Sebelum disumpah menjadi seorang apoteker, kami melakukan pendidikan selama 4 tahun untuk mendapatkan gelar sarjana farmasi dan dilanjutkan dengan 1 tahun pendidikan profesi. Waktu tersebut bukanlah waktu yang singkat tapi perjalanan kami tidak hanya sampai disitu saja. Walaupun kami sudah menjadi apoteker, kami tetap harus terus belajar, mengikuti pelatihan, dan meningkatkan pengetahuan (long life learning).

Ketiga: Konsistensi

Praktik apoteker tersebar luas dari industri manufaktur, distribusi, fasilitas pelayanan kesehatan, tenaga pendidik, hingga tidak menutup kemungkinan sebagai pemilik sarana praktik. Hal ini menunjukkan apoteker secara konsisten selalu berkontribusi dalam bidang kesehatan khususnya di bidang kefarmasian.


Saat ini, masyarakat mengalami penurunan rasa kepercayaan karena pandemi COVID-19. Rasa tidak percaya dengan adanya COVID-19, tidak percaya dengan kebijakan pemerintah, tidak percaya dengan sumber informasi yang ada, atau jenis rasa tidak percaya lainnya. Walaupun belum ada kepastian sampai kapan pandemi berakhir dan masih banyak keraguan untuk melakukan vaksin, kami para apoteker akan selalu berusaha untuk dapat dipercaya masyarakat dalam meningkatkan kesehatan dan berkontribusi dalam mempercepat selesainya pandemi COVID-19.


Referensi:
International Pharmaceutical Federation (FIP). 2021. World Pharmacists Day. Diakses melalui www.fip.org

Tidak ada komentar: