IYPG Virtual Summit 2021 Experience (Part 3/3)
Post kali ini adalah part terakhir tentang pengalamanku mengikuti IYPG Virtual Summit 2021. Hari ketiga dibuka dengan workshop mengenai How to Run an Impactful Public Health Campaign yang disampaikan oleh Waranyu Lengwiriyakul, AYPG Project Chairperson. Public health campaign ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Langkah yang bisa dilakukan agar health campaign memberikan dampak positif kepada masyarakat adalah:
1. Mulai dengan “Why”.
Tentukan latar belakang dari kegiatan public health campaign yang akan dilakukan. Setelah menentukan alasan perlunya dilakukan health campaign, tentukan “Who” atau target audiens atau masyarakat yang akan menerima health campaign. Selanjutnya, dapat masuk ke dalam pertanyaan “How” dan “What” seperti bagaimana mekanisme health campaign, apa saja materi yang perlu disusun, apa media yang sesuai dan perlu disiapkan, dan lain sebagainya.
2. Tentukan tujuan public health dengan SMART.
SMART merupakan akronim dari aspek Specific (Spesifik/khusus), Measurable (Terukur), Attainable (Dapat tercapai), Relevant (Sesuai), dan Timebound (Batas Waktu). Contohnya, kita ingin melakukan public health campaign tentang pentingnya olahraga untuk menekan obesitas, maka tujuan yang dapat ditentukan seperti: “Dalam 30 hari, masyarakat yang mengalami obesitas di Desa X melakukan olahraga 30 menit/hari dan mengalami penurunan BMI sebesar 5% dari BMI awal”. Dari tujuan tersebut, terdapat aspek Specific yaitu health campaign ditujukan kepada masyarakat Desa X yang mengalami obesitas. Aspek Measurable direpresentasikan dengan adanya tolak ukur kuantitatif yang perlu dilampaui untuk menyatakan keberhasilan public health campaign, contohnya seperti penurunan BMI. Untuk mencapai tolak ukur tersebut, masyarakat perlu melakukan olehraga 30 menit/hari (aspek Attainable). Selain itu, lama waktu untuk melihat keberhasilan public health campaign haruslah disesuaikan dengan jenis dan tema kampanye kesehatan yang dilakukan, janganlah terlalu lama ataupun terlalu sebentar. Tentunya, perlu adanya kesesuaian (relevant) antara materi health campaign dengan tujuan yang ditetapkan. And last but not least, kita perlu menentukan rentang waktu dilakukannya kegiatan public health campaign. Apakah public health campaign perlu dilakukan dalam jangka waktu pendek ataupun jangka waktu yang panjang, contohnya “dalam 30 hari”, “setelah menerima materi”, dan lain-lain.
3. Jadilah kreatif dan berkembang.
Masyarakat memiliki pola hidup yang berbeda-beda. Menjadi pribadi yang kreatif perlu dilakukan dalam public health campaign. Penentuan materi, metode penyampaian, ataupun media promosi kesehatan yang digunakan perlu ditentukan sesuai dengan target masyarakat. Ide yang telah ditetapkan pun masih bisa berkembang sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan. Jangan takut untuk gagal dan terbukalah dengan challenge baru!
Setelah workshop mengenai kampanye kesehatan masyarakat, dilanjutkan dengan seminar bertopik Big Data in Healthcare yang disampaikan oleh Pak Donny Indra Kusuma, Strategic Customer Integration Manager PrivyID. Big data merupakan kumpulan data yang mengandung aspek 4V: 1) Volume, ukuran data yang besar; 2) Variety, terdapat banyak jenis atau macam data; 3) Velocity, dibutuhkan analisis data yang lebih cepat; 4) Veracity, perlunya kebutuhan data dengan tingkat akurasi atau kebenaran yang tinggi, bukan data yang tidak pasti. Dalam dunia kesehatan, big data dapat bermanfaat dalam banyak hal termasuk ketepatan pemberian obat berdasarkan kondisi masing-masing individu (hyper-personalized care). Data yang bisa dikumpulkan seperti perilaku pasien (cara penggunaan obat, waktu penggunaan obat, proses konsultasi/konseling); demografi pasien; serta feedback yang diberikan oleh pasien terhadap layanan kesehatan yang diberikan. Data yang ada dapat diproses oleh mesin atau Artifical Inteligence (AI) sehingga didapat output berupa analisis terapi obat yang presisi. Untuk kalian yang suka nonton drama korea, kurang lebih prinsip big data ini mirip dengan yang dilakukan oleh Samsan Tech di drama Start Up 😁.
Dengan adanya analisis terapi
obat yang presisi, big data dapat memberikan efek jangka panjang pada:
1) Pharmacovigilance (deteksi awal adanya potensi interaksi obat dalam
resep, analisis resiko tingkat lanjut, menurunkan kesalahan resep); 2) Pharmacotherapy
(mengintegrasikan algoritma farmakoterapi dengan mesin, pemantauan obat
secara menyeluruh); dan 3) Pharmacoeconomy (identifikasi kondisi
komorbid yang bisa muncul dikemudian hari sehingga dapat dilakukan aksi
preventif yang bisa menekan biaya pengobatan, identifikasi perilaku pasien
untuk menentukan efektivitas biaya dan waktu pengobatan).
Workshop terakhir adalah topik
How to Create Engaging Social Content, disampaikan oleh Kak apt. Faisal
Agus dan Kak apt. Andry Maulana. Ada empat hal/konteks yang bisa dilakukan
untuk meningkatkan engagement sosial media: 1) Buat sesuatu yang membuat
orang lain menjadi penasaran; 2) Buat sesuatu yang membuat orang lain ingin
tahu lebih tentang kita; 3) Buat orang lain mencari konten kita karena
keinginan dirinya sendiri; 3) Buat orang lain menjadikan kita memiliki trademark.
Banyak macam konten yang bisa kita buat untuk mencapai konteks-konteks
tersebut, contohnya konten mengenai fakta sosial (keseharian), public enemy (contoh:
COVID-19 adalah musuh kita bersama dalam kondisi pandemi saat ini), give
away, prestasi, social experience, kebanggaan, hubungan sosial, dan
lain sebagainya. Setelah kita mempunyai ide konten, langkah selanjutnya adalah
menyusun materi konten. Materi yang disusun bisa berasal dari literatur, buku, website,
maupun sumber informasi terpercaya lainnya. Materi yang telah disusun,
dituangkan dalam sebuah bentuk media, contohnya gambar, tulisan, ataupun video.
Saat akan mengunggah konten yang telah kita buat, pastikan waktu untuk post sesuai
dengan target audiens kita. Kita juga bisa menggunakan koneksi dari orang yang
kita kenal atau orang terdekat untuk melakukan promosi/share sehingga engagement
konten kita lebih meningkat.
IYPG Virtual Summit ditutup
dengan closing keynote dari Bapak apt. Nurul Falah Eddy Pariang, selaku
Ketua PP IAI. Beliau menutup summit dengan memberikan insight tentang
pengalaman beliau selama menjadi apoteker. Sebagai apoteker muda, kita bisa
sukses sebelum usia 35 tahun jika kita menanamkan perilaku praktik bertanggung
jawab. Dimanapun tempat praktik kita, di bagian pelayanan, industri,
distribusi, maupun bagian praktik lainnya, kita harus tetap berpraktik sesuai
dengan sumpah apoteker yang telah kita ucapkan. Eksistensi apoteker bisa
terlihat jika apoteker terus memberikan pelayanan dan kinerja yang terbaik
untuk pasien. Dengan beriringnya waktu, masyarakat akan dapat merasakan adanya
peran kita sebagai apoteker. Tetap semangat teman sejawat semua!
Berakhirnya closing keynote
dari Pak Nurul Falah, menutup seluruh rangkaian acara IYPG Virtual Summit
2021. It was a wrap! Hat off untuk semua pihak yang terlibat di IYPG
Virtual Summit 2021. Three days full of inspiration dan keren banget
acaranya. Setelah ikut full main event summit dari tanggal 15-17 Januari
2021, rasa ragu dan takut engga worth it hilang karena ternyata apa yang
didapat melebihi ekspektasi (emot ketawa). Pematerinya inspiratif, materinya
informatif, dan panitianya kooperatif. Terima kasih juga karena aku dipilih
jadi Best Participant di acara summit ini. Semoga pandemi
Covid-19 bisa segera berakhir dan kita tidak perlu bertemu secara virtual lagi,
tapi bisa bertemu secara langsung. See you!
Tidak ada komentar: